Apakah Benar Artificial Intelligence (AI) Berpikir Seperti Manusia?


Hai, penduduk internet! Berjumpa lagi dengan saya, Mary Manurung, yang mau mengulas opini seputar kecerdasan buatan (artificial intelligence). Apakah kalian tahu kecerdasan buatan (artificial intelligence)? Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah sistem yang meniru fungsi potensi intelektual yang diasosiasikan manusia dengan pikiran manusia lainnya. Sebenarnya kenapa sih saya mau membahas tentang AI? Hahaha, yah kalian pasti tahu lah yah, soalnya lihat saja postingan-postingan saya sebelumnya. Kalau tidak perlu saja, blog ini banyak debunya. :D Tapi sewaktu saya sedang mencari bahan untuk artikel kali ini, tema ini sangat lah seru untuk diketahui, dipelajari, dan dibahas. Nah, jadi pada kali ini saya akan membahas "Apakah Benar Artificial Intelligence (AI) Berpikir Seperti Manusia?"

Apakah kalian sering mendengar AI? AI sering terlihat dan digunakan menjadi tema di kebanyakan karya fiksi ilmiah. Contohnya saja bisa dilihat dari film fiksi ilmiah terkenal yang diproduksi dan diarahkan oleh Stanley Kubrick pada tahun 1968 yaitu "2001 : A Space Odyssey". Adanya komputer "HAL" yang berinteraksi dan merespon terhadap manusia layaknya manusia. Gagasan bahwa sebuah mesin dapat menunjukkan tingkat kecerdasan dan keputusasaan yang sangat mirip seperti manusia telah memikat para penulis dan khalayak selama beberapa dekade. Walaupun fiksi ilmiah tetap ada bumbu-bumbu yang sedikit berlebihan (namanya juga mengkhayal), tetapi bisa dijadikan ide untuk membuat produk baru AI di kemudian hari.

Munculnya AI ini memang karena mitos, cerita, dan rumor masyarakat tentang makhluk buatan yang diberikan kecerdasan dan kesadaran dari si pembuat/ pencipta (dalam hal biasa yang dimaksud adalah manusia). Dari sinilah terbesit oleh manusia untuk membuat mesin yang memiliki proses pemikiran manusia berdasarkan abstraksi dari penalaran ilmiah. Kemudian AI mulai dikembangkan programnya pada tahun 1940-an dan para ilmuan juga mulai serius membangun AI. Lalu adanya algoritma dasar yang sering digunakan untuk awal membuat AI. Terdapat paradigma yang sering digunakan, yaitu "penalaran sebagai pencarian" untuk mencapai tujuan dengan cara melanjutkan langkah demi langkah menuju arah sebuah permasalahan (dengan melakukan sebuah pergerakan atau pengurangan). Jika belum bisa menyelesaikan masalah atau buntu, kembali atau mundur ke langkah sebelumnya.

Kalau dilihat prosesnya secara ilmiah, mungkin ada yang tertarik, ada yang tidak. Nah, lalu kenapa ada banyak orang yang memikirkan AI? Orang-orang membuat khayalan atau meramal masa depan tentang AI, yang hasil produknya jadi keren, bisa berpikir dan bertindak seperti manusia. Ini lah yang membuat adanya ketertarikan dan penasaran manusia (khususnya para ilmuan) untuk mengembangkan AI. Apalagi yang namanya "mempermudah pekerjaan manusia", pastilah orang-orang mengusahakannya! Para ilmuan terus mengembangkannya dan sampai lah pada saat ini, banyak produk AI yang memang tindakannya mirip seperti manusia.

Contoh produk AI seperti Jukedeck, yaitu website komposer musik gratis secara kustomisasi. Tak perlu adanya keahlian atau talenta musik, cukup pilih mood, style, tempo, dan panjang musiknya sesuai keinginan/ kebutuhan kita, website ini menghasilkan musik yang diinginkan. Yah, biasanya digunakan untuk musik intro, outro, atau latar belakang video YouTube atau media lainnya. Lalu kalian sudah tahu kalau produk AI bisa membuat kalimat seperti manusia? AI ini bisa membuat kalimat puisi, bahkan berita! Tanpa kita sadari, sudah ada beberapa media pemberitaan yang kalimat-kalimatnya ternyata dibuat oleh AI. Kalo dibaca sekilas, kayaknya tak ada yang aneh dengan berita tersebut, pikiran kita pastilah si penulis (baca: manusia) media berita yang membuatnya. Coba kita perhatikan kalimat-kalimat dari 2 media pemberitaan berikut ini:
Tuesday was a great day for W. Roberts, as the junior pitcher threw a perfect game to carry Virginia to a 2-0 victory over George Washington at Davenport Field.

A shallow magnitude 4.7 earthquake was reported Monday morning five miles from Westwood, California, according to the U.S. Geological Survey. The temblor occurred at 6:25 a.m. Pacific time at a depth of 5.0 miles.
Ayo tebak, berita mana yang dibuat manusia, yang mana dibuat AI???
Jawabannya ada di penutup artikel ini.

Masih banyak lagi contoh produk AI, seperti aplikasi speech, yang bisa menyesuaikan bahasa alami dan menirukan aksen dan nada pembicaraan manusia (contohnya Siri dan Google DeepMind), mesin speech yang menjadikan rumah pintar (contohnya Alexa), mobil yang terdapat fitur self-driving, adaptasi pencahayaan, dll (contohnya mobil Tesla), dan masih banyak lagi contoh produk AI lainnya, cari sendiri saja yah.

Aplikasi Siri pada iOS

Mobil Tesla Model S

Lah, lalu sesudah ini kapan nih membahas inti topiknya???

Nah, jadi setelah saya memberikan sedikit penjelasan AI beserta contoh-contohnya, menurut kalian, apakah benar AI berpikir seperti manusia????? Yah bisa dibayangkan sendiri lah menurut pendapat masing-masing berdasarkan yang saya bahas tadi dan pencarian kalian seputar AI. Nah, tapi saya juga mau jelasin nih pendapat saya tentang ini untuk referensi pemikiran saudara-saudari.

Kalian tahu gak sih seperti apa manusia berpikir dan bertindak? Coba kalian ingat sewaktu masih bayi. Waktu masih bayi, pikirin apa sih? Pasti kalian tahunya dulu cuma pikir makan, minum, buang-buangan (kecil atau besar). Lalu apa cuma itu yang dipikirkan? Bagaimana tuh pemikiran bayi berkembang seiring dengan berjalannya waktu?

Sebenarnya, otak manusia itu pemikirannya bisa berkembang karena mencari pola yang ada di sekitar. Lihat pelangi itu indah karena banyak warna. Mainan itu menyenangkan. Makan sayur itu tidak enak. Orang tua bisa berbicara kepada bayi, mungkin bayi juga bisa. Orang tua berjalan menggunakan 2 kaki, mungkin bayi juga harus belajar untuk berjalan menggunakan 2 kaki.

Dari hal tersebut, bisa kita lihat para ahli teknik, ilmuan, dll., mereka menerapkan proses pembelajaran yang berulang terhadap AI. Sudah dapat pola pemikiran otak manusia, lalu ditambahkan proses ilmiah, dan jadilah AI!

Kalau begitu apa sudah mirip pikiran dan tindakan AI dengan manusia? Apa ada sesuatu hal lain dari manusia yang tak bisa diulas dengan AI?

Menurut saya ada hal dari pemikiran manusia yang sebenarnya kita sendiri tidak tahu bagaimana itu terbentuk. Pikiran manusia bukan hanya dari perulangan atau logika, tetapi terdapat juga imajinasi, kreativitas, perasaan, dsb. Memang AI dibuat tidak seperti Sistem Informasi atau Sistem Pendukung Keputusan, karena memberikan hasil/ output yang tidak hanya berdasarkan hal yang pasti/ logika. Tetapi bisa saja otak manusia memiliki penalaran atau kondisi tak terduga sehingga memberikan hasil yang sangat berlawanan dengan ilmiah/ logika atau benar-benar tidak memikirkan alasan/ kondisi yang setidaknya masih ada mengambil proses ilmiah. Bagaimana bisa seperti itu? Kita tidak tahu...

Kesimpulan pendapat saya bahwa AI belum bisa, bahkan tidak bisa berpikir seperti atau sama dengan manusia. Karena AI tetap makhluk mati yang dibuat hanya untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan sedemikian rupa sehingga bukan hanya mempunyai akal, tetapi juga mempunyai budi. Manusia bahkan tidak tahu bagaimana budi muncul dengan sendirinya atau dapat dibentuk. AI hanyalah sistem yang merekam perulangan tindakan yang biasa dilakukan manusia dan tetap berdasarkan ilmiah, jadi bukanlah pemikiran. Menurut saya keseluruhanya saja masih terdapat banyak perbedaan antara proses tindakan manusia dengan AI. Karena pemikiran bukan lah hanya perekaman perulangan.

Sekian dari artikel mengenai "Apakah Benar Artificial Intelligence (AI) Berpikir Seperti Manusia?". Mohon maaf jika ada kekurangan atau kesalahan. :)












Catatan : Kedua kutipan berita tersebut adalah kalimat yang dibuat oleh AI. :D

Referensi


Nama : Mary Rumondang Asima Manurung
NIM : D1041151024
Kelas : A/Reg A
Mata Kuliah : Kecerdasan Buatan
Semester : 5

Comments

Popular posts from this blog

Sepuluh Contoh Alat Musik Aerofon

Perancangan dan Analisis Sistem Terstruktur (Structured System Analysis and Design)

Sepuluh Contoh Alat Musik Idiofon